KISAH PENDAKI WANITA PERTAMA YANG MENOLAK KEHADIRAN PRIA DI ATAS GUNUNG
Sebelum kehadiran Miriam, belum ada satu pun pendaki
gunung wanita yang berani menentang keberadaan pria di atas gunung. Miriam
adalah pendaki gunung perempuan pertama di dunia yang mengatakan bahwa wanita ‘tidak
membutuhkan’ bantuan pria untuk bisa mencapai puncak gunung.
Siapakah Miriam, sang pendaki perempuan yang pemberani
ini?
Berikut ulasan lengkapnya
Manless Climbing dan Manifesto Alpine Pendaki Wanita Miriam O’Brien Underhill
Source: Unsplash |
National
Geographic Society pada tahun 1934 menerbitkan sebuah artikel
yang kemudian diberi judul; Manless Alpine Climbing: The First Woman to
Scale the Grépon, the Matterhorn and Others Famous Peaks Without Masculine
Support.
Artikel
itu berbicara tentang pendakian di gunung-gunung utama Alpen tanpa seorang pun
pria terlibat di dalamnya. Dan ini sangat mengejutkan saat itu, mengingat belum
ada pendakian gunung mana pun di seluruh dunia yang dapat dilakukan dengan
tanpa keterlibatan seorang pendaki laki-laki di sana.
Penulis
essay atau artikel ini adalah seorang perempuan bernama Miriam O’Brien
Underhill, dan ia merupakan seorang alpinis pertama di dunia yang mengemukakan
ide tentang manless climbing. Miriam berusia 36 tahun saat ia menulis
artikel yang monumental itu. Dan sebelum artikel yang revolusioner itu dibaca
oleh publik mountaineering masa itu, nama Miriam O’Brien sudah lebih
populer dengan pendakian-pendakian yang ia lakukan di seantero Pegunungan
Alpen.
Salah
satu pesan paling penting dalam artikel Miriam yang kemudian dirilis oleh National
Geographic Society itu adalah tentang komitmen dan konsistensinya untuk
mengatakan bahwa pendaki perempuan di Alpen, bisa menaklukkan puncak gunung
tanpa kehadiran para pria.
Selain
itu, Miriam juga mengatakan bahwa wanita harus memimpin dan berada di depan
untuk pendakian mereka sendiri. Karena pendakian yang hanya mengikut di
belakang para leader pendakian yang baik, tidak akan pernah belajar tentang mountaineering
sama sekali.
![]() |
Source: Womengohigh |
“Sudah
sejak awal, saya menyadari bahwa seseorang yang mengikuti pendakian dari
seorang leader yang baik hati, tidak akan belajar apa pun tentang mountaineering
atau rock climbing. Mereka hanya dapat menikmati sebagian dari variasi reward
yang dimiliki oleh aktivitas ini (rock climbing). Saya benar-benar menyadari
jika kemudian wanita sungguh-sungguh mampu memimpin pendakian, yakni
dengan mengambil semua tanggung jawab pendakian gunung yang mereka lakukan,
maka saya pikir tidak perlu lagi ada seorang laki-laki dalam tim tersebut..”
Prinsip
dan teori yang disampaikan oleh Miriam dalam manifesto alpine-nya ini telah
menjadikan dirinya sebagai pionir terkemuka pendakian perempuan secara murni,
artinya tanpa melibatkan unsur maskulin laki-laki di dalamnya. Ini menjadi
sebuah pancang pertama dari kemandirian perempuan di atas pegunungan dengan
tingkatan teknis yang tidak mudah.
Dan
untuk pemikiran dan komitmen Miriam memperjuangkan dasar dari sebuah
kemandirian pendaki gunung perempuan ini, maka sudah selayaknya ia ada dalam
list utama buku Dewi Gunung.
Profil
Pendaki Wanita Miriam O’Brien Underhill
![]() |
Source: IdahoClimbing |
Nama
lengkap dari Miriam adalah Miriam Eliot O’Brien Underhill. Ia dilahirkan di
Forest Glen, Montgomery Country, di Maryland, Amerika Serikat.
Ayah
Miriam adalah seorang editor koran lokal sekaligus juga pegawai pemerintah.
Sementara ibu Miriam sendiri adalah seorang dokter. Miriam pertama kali
mengenal mountaineering saat ia mengunjungi Alpen pada tahun 1914, di
sana ia belajar mendaki gunung dengan ditemani oleh seorang instruktur.
Untuk
pendidikan, Miriam memperoleh gelar sebagai sarjana fisika dan mate-matika pada
tahun 1920 dari Bryn Mawr College.
Setahun
kemudian, atau pada tahun 1921, Miriam menambahkan gelar master ilmu psikologi
pada namanya dari universitas yang sama. Kemudian untuk ilmu fisika diperdalam
kembali oleh Miriam ketika ia melanjutkan pendidikannya di Johns Hopkins
University dari tahun 1923 hingga 1925.
Jejak Dalam Mountaineering
![]() |
Lynn Hill menjadi salah satu penerus semangat Miriam Underhill - Pinterest |
Tahun
1926, atau 12 tahun sejak kedatangannya yang pertama ke Alpen. Miriam kembali
lagi ke pegunungan Alpen dan mulai menampakknya komitmennya yang serius dalam
dunia rock climbing dan mountaineering.
Tahun
itu ia membuat pendakian first ascent di Torre Grande, Dolomites.
Rute yang digunakan oleh Miriam di Torre Grande ini kemudian dinamakan Via
Miriam Route, sebagai penghormatan untuk dirinya di sana. Selain Torre
Grande, tahun itu Miriam juga membuat pendakian lain di Aiguille de Roc
yang tak jauh dari Mont Blanc. Dan ini juga adalah pendakian first ascent.
Bersama
dengan Robert Underhill (yang kelak menjadi suaminya), Armand Charlet dan G.
Cachat, (keduanya adalah guide pendakian gunung dari Perancis), pada tanggal 4
Agustus 1928 Miriam O’Brien membuat sebuah pencapaian spektakuler.
Saat
itu mereka menyelesaikan first ascent traversing atau lintasan dari Aiguille
du Diable ke Mount Blanc du Tacul. Ini menjadi prestasi yang
signifikan masa itu, karena dalam pendakian ini Miriam dan tiga rekan lelakinya
harus mendaki lima puncak luar biasa dengan ketinggian 4.000 meter pada
lingkungan yang keras dan berbahaya.
Rute
yang dibuat oleh Miriam dan teman-temannya ini kemudian diabadikan pula oleh
maestro pendakian gunung dan filsuf alpinisme dari Perancis, Gaston Rebuffat.
Rebuffat menjelaskan rute buatan Miriam ini dalam bukunya yang berjudul The Mont Blanc Massif: The 100 Finest
Route.
Manless
Climbing di Aiguille du Grepon dan Matterhorn
Source: Unsplash |
Pencapaian
manless climbing pertama yang dilakukan oleh Miriam terjadi pada tahun
1929 ketika ia bersama pendaki gunung perempuan dari Perancis, Alice Damesme,
berhasil menyelesaikan pendakian Aiguille du Grépon tanpa bantuan pria
satu pun.
Pencapaian ini nampaknya
menimbulkan sentimen dari pendaki gunung lain bernama Etienne Bruhl yang
menganggap Aiguille du Grepon telah hilang karena dipanjat oleh dua orang
perempuan. Ungkapan Bruhl ini dapat juga kita tarik sebagai ganbaran persepsi
serta pandangan yang ditunjukkan oleh masyarakat secara umum tentang pendaki
gunung perempuan
Setelah
sukses di Aiguille du Grépon, pada tanggal 3 September 1930, Miriam kembali
menunjukkan kapasitasnya sebagai pendaki gunung handal dengan berhasil
menyelesaikan pendakian di Finsteraarhorn.
Rute yang dipanjat oleh Miriam dan dua orang pemandunya ini adalah rute timur laut, rute yang dianggap paling sulit di Finsteraarhorn. Finsteraarhorn sendiri adalah gunung tertinggi di Bernese Alps, Swiss, dengan elevasi pada angka 4.274 meter. Sementara rute timur laut yang digunakan oleh Miriam juga adalah sebuah rute yang sangat sukar, hanya ada 2 kali pendakian ini di tempat ini dalam24 tahun.
Tahun selanjutnya setelah Finsteraarhorn, Miriam
melanjutkan pendakiannya di Mönch (4.107 meter) dan Jungfrau
(4.158 meter). Pendakian Miriam di dua gunung ini dilakukannya bersama dengan
Micheline Morin pada tahun 1931.
Lalu pada tahun 1932 Miriam kembali berpartner
dengan Alice Damesme dan memuncaki Matterhorn. Dan ini adalah pendakian pertama
di Matterhorn yang semua pendakinya adalah perempuan (first all-women
ascent). Dan Matterhorn ini pernah diulangi lagi pendakiannya oleh Miriam
pada tahun 1952.
Dan itu adalah pendakiannya yang terakhir di
Matterhorn.
Pasangan Pertama Penakluk
48 Gunung
![]() |
Miriam O’Brien Underhill dalam salah satu pendakiannya di Alpen. Determinasi yang luar biasa dalam mountaineering, terutama dengan idenya akan manless climbing, membuat nama Miriam Underhill menjadi salah satu pionir utama alpinis perempuan dalam pendakian-pendakian yang signifikan - Sumber foto: Americanalpineclub |
Robert
Lindley Murray Underhill dan Miriam O’Brian menikah pada tahun 1932. Tak lama
setelah Miriam menyelesaikan pendakiannya di Matterhorn. Keduanya dikaruniai
dua orang anak lelaki yang lahir pada tahun 1936 dan 1939.
Selanjutnya
pasca perang dunia ke-2, Miriam dan suaminya lebih banyak melakukan pendakian
di Amerika. Beberapa pendakian penting yang Miriam lakukan di Amerika antara
lain adalah; di Wind River Range di Wyoming, The Mission, Swan,
dan Beartooth di Montana, serta di Sawtooth. Idaho.
Bersama
dengan suaminya, Miriam adalah anggota Four Thousand Footer Club, yakni
sebuah perkumpulan yang masih bagian dari Appalachian Mountain Club.
Satu-satunya
persyaratan untuk menjadi anggota dari Four Thousand Footer Club adalah
dengan mendaki semua gunung (yang berjumlah 48 gunung) dengan ketinggian 4000
meter di White Mountains, New Hampshire. Dua suami isteri itu (Miiriam dan
Robert) adalah pendaki pertama yang berhasil mendaki semua gunung dalam list Four
Thousand Footer Club dalam musim dingin.
Warisan Terpenting
Miriam Underhill
Source: Unsplash |
Selain
sebagai orang pertama yang mengemukakan ide ‘Manless Climbing’ yang
catatannya dimuat dalam National
Geographic Society pada tahun 1934, Miriam juga menulis beberapa catatan
lain. Bahkan pada kisaran tahun 1956–1951 Miriam adalah editor dari
Appalachia, sebuah jurnal intern dari Appalachian Mountain Club.
Give Me The Hills
yang merupakan otobiografi dari Miriam O’Brien diterbitkan pertama kali pada
tahun 1956 oleh Methuen Publishing Ltd
di London, Inggris. Sementara untuk di Amerika sendiri, buku otobiografi Miriam
ini dipublikasi ulang dan dirilis pada tahun 1971.
Penghargaan
lain yang diberikan kepada Miriam adalah Miriam Peak yang dinamakan atas
dirinya. Miriam Peak sendiri adalah salah satu puncak yang pernah
dicapai oleh Miriam O’Brien saat mendaki Wind River Range di Wyoming.
Namun
di antara semua penghargaan untuk Miriam, yang paling fundamental adalah sebuah
penghargaan tahunan yang diberikan oleh American
Alpine Club untuk para pendaki gunung berprestasi yang dianggap memiliki
semangat seperti Miriam dan suaminya.
Penghargaan ini diberi nama The Robert and Miriam Underhill Award.
— ::: —
Artikel ini dikutip dari buku berjudul Dewi Gunung karya
Anton Sujarwo
—:::—
- Wajah Maut Mountaineering Indonesia
- Dunia Batas Langit
- Mahkota Himalaya
- Merapi Barat Daya
- Maut Di Gunung Terakhir
- MMA Trail
- Sejarah Pendakian Tebing Utara
- 9 Puncak Seven Summit
- Dewi Gunung
- Gunung Kuburan Para Pemberani
- Hari Terakhir Di Atas Gunung
- Mimpi Di Mahameru
Semua buku-buku tersebut dapat diperoleh dengan mudah di beberapa marketplace atau langsung melalui tautan aplikasi whatsapp disini.
Tulisan saya yang lainnya juga bisa ditemukan
di:
Terimakasih telah mengunjungi Arcopodo Journal.com
Posting Komentar untuk "KISAH PENDAKI WANITA PERTAMA YANG MENOLAK KEHADIRAN PRIA DI ATAS GUNUNG"