Pendaki Gunung Penakluk Para Raksasa
Lionel
Terray lahir pada 25 Juli 1921 di kota Grenoble, Perancis. Sebelum tumbuh
menjadi salah satu pendaki gunung Perancis yang paling produktif dan
legendaris, Terray pernah ikut berpartisipasi membela negaranya dalam kecamuk
perang dunia kedua melawan Jerman. Dalam tugasnya sebagai seorang prajurit ini,
Lionel bertemu dengan Gaston Rebuffat, legenda alpinisme lain dari Perancis
yang disebut-sebut sebagainya ‘sufinya para pendaki gunung dunia’. Terray dan
Rebuffat bertugas dalam sebuah resimen yang khusus berperang di pegunungan
Alpen bernama Jeunesse et Montagne,
sebuah resimen yang menekankan kemampuan pendakian gunung yang baik dalam
pelaksanaan tugasnya.
Setelah
perang usai dan Jerman kemudian menyerah pada sekutu, Lionel Terray pindah ke
Chamonix di mana kemudian ia berteman dengan Louis Lachenal, orang yang
kemudian menjadi salah satu sahabat baiknya. Di Chamonix Lionel Terray dan
Louis Lachenal segera menjadi tim yang tangguh sebagai pemandu ski dan
pendakian gunung. Dua orang itu seringkali memecahkan banyak rekor kecepatan
pada pendakian-pendakian sulit yang membutuhkan kemampuan teknikal tinggi. Terray dan Lachenal mengukir nama mereka
dalam banyak rute-rute paling menantang di Eropa seperti Walker Spur di
Grandes Jorasses, Punggungan Selatan Aiguille Noire de Peuterey, Sisi Timur
Laut Piz Badile dan juga pendakian ulangan pertama yang sukses di Eiger North
Face (the second ascent).
Tahun
1950, Lionel Terray, Louis Lachenal dan Gaston Rebuffat direkrut oleh Maurice
Herzog untuk mengikuti ekspedisi Annapurna yang kemudian berhasil tampil
sebagai first ascent pertama gunung delapan ribu meter Himalaya. Sebenarnya
dalam ekspedisi Annapurna tahun 1950 masih ada beberapa nama alpinis Perancis
terkenal lainnya selain dari empat nama yang telah disebutkan sebelumnya.
Beberapa pendaki gunung Perancis yang populer itu misalnya Jean Couzy, Marcel
Schatz, dan juga Marchel Ichac.
Pasca
ekspedisi Annapurna yang meskipun sukses namun telah merenggut jari-jari tangan
serta kaki Maurice Herzog dan juga Louis Lachenal, ada banyak perubahan yang
terjadi. Herzog dan Lachenal terpaksa mengundurkan diri dari dunia pendakian
gunung-gunung tinggi, Gaston Rebuffat juga menarik diri dari pendakian gunung
tinggi Himalaya dan lebih memfokuskan dirinya sebagai pemandu di Alpen, serta
menemukan rute-rute pendakian ‘rahasia’ pegunungan Alpen. Selain itu Rebuffat
juga terjun menjadi seorang penulis dan sutradara pegunungan yang berhasil, Starlight and Storm adalah salah satu
karya monumentalnya yang masih sangat laris hingga saat ini. Hanya Lionel
Terray dan Jean Couzy kemudian yang meneruskan petualangan mereka ke beberapa
gunung tinggi di dunia pasca ekspedisi Annapurna.
Dari Patagonia Hingga Makalu
Tahun 1952, Lionel Terray bersama dengan Guido Magnone berangkat ke Amerika Selatan menuju sebuah tempat yang sekarang dianggap sebagai salah satu ‘rumah suci’ bagi aktivitas alpinisme dan pendakian gunung yang bernama Patagonia. Di tempat itu, Terray dan Magnone mengukir nama mereka secara abadi dalam sebuah pendakian first ascent di Cerro Fitzroy.
Cerro Fitzroy atau Fitzroy saja, atau Cerro Chaltel, atau kadang disebut sebagai Chaltén, atau pada media lain disebut juga Monte Fitz Roy, adalah sebuah gunung tertinggi dalam region Patagonia. Ketinggian Fitzroy adalah 3.375 meter dan merupakan salah satu destinasi rock climbing dan mountaineering yang banyak diminati hingga sekarang. Di Fitzroy, Lionel Terray dan Guido Magnone mencetak prestasi mereka pada tanggal 2 Februari 1952 melalui rute Southeast Ridge atau rute tenggara. Rute yang digunakan oleh Terray dan Magnone saat itu bertahan menjadi rute standar pendakian Fitzroy hingga sekarang (dengan beberapa variasi tambahan). Selain dinamakan Terray Magnone Route, atau kadang Southeast Ridge Route, rute ini lebih dikenal dengan sebutan sebagi Franco Argentine Ridge Route.
Setelah
berhasil membuat first ascent di Fitz Roy bersama Magnone, Lionel Terray tidak
berhenti. Masih di tahun 1952 bahkan ia membuat sebuah first ascent lagi di
gunung Huanstan di Peru, bagian dari Amerika Selatan yang lain. Di Huanstan
yang memiliki ketinggian 6.369 meter ini Terray mencetak prestasi bersama
seorang pendaki sekaligus geologis Belanda bernama Cees Egeler, kedua orang ini
pada masa ekspedisi Huanstan lebih dikenal dengan sebutan Tom de Booy. Mengingat Huanstan adalah pendakian yang dari semuanya
adalah teknis, maka tidak mengherankan mengapa pendakian first ascent Terray
dan Egeler ini dapat dikatakan sebagai salah satu pendakian yang lumayan
mengagumkan di Amerika Selatan masa itu.
Dua
tahun setelah Fitz Roy dan Huanstan, Lionel Terray kembali mencetak pendakian
first ascent lain yang mengagumkan. Kali ini ia tampil bersama Jean Couzy di
puncak gunung Makalu sebagai yang pertama kalinya pada tanggal 15 Mei 1955.
Esok harinya setelah Couzy dan Terray turun, Jean Franco, Guido Magnone dan
Sherpa Gyaltsen Norbu juga mencapai puncak. Dan pada lusanya diikuti pula oleh
Jean Bouvier, Serge Coupe, Pierre Leroux dan Andre Vialatte. Total ada sembilan
orang dari Ekspedisi Perancis yang berturu-turut mencapai puncak Makalu pada
ekspedisi first ascent tahun 1954. Ini adalah sesuatu yang luar biasa,
mengingat umumnya hanya ada satu dua orang saja yang berhasil mencapai puncak pada
pendakian first ascent gunung delapan ribu meter lainnya.
Puncak Kemustahilan
Sebelum
berhasil di Makalu tahun 1955, Lionel Terray dan tim ekspedisi Perancis pernah
gagal pada tahun sebelumnya di gunung tersebut. Setelah gagal di Makalu pada
tahun 1954, Lionel Terray dan timmya mendaki ke gunung Chomo Lonzo yang
terletak sekitar 5 kilometer dari Makalu. Di Chomo Lonzo, Terray dan Jean Couzy
berhasil mencapai puncak melalui rute punggungan barat daya. Bagi ekspedisi
Perancis saat itu, pendakian Chomo Lonzo tak lebih sebagai sebuah perenungan
dan upaya untuk memahami Makalu sebelum mereka berhasil mendakinya satu tahun
kemudian.
Prestasi
Lionel Terray selanjutnya diukir di Chacraraju Oeste setinggi 6.112 meter yang
terletak di Cordillera Blanca. Di Chacraraju Lionel Terray mengambil sisi timur
laut yang berhasil ia capai puncaknya pada tanggal 31 Juli 1956. Puncak
Chacraraju yang dicapai Terray dari North East Face ini dinamakan dengan ‘The Imposible Peak’ atau “Puncak Kemustahilan’ karena tingkat
teknis dan kesulitannya yang demikian mengerikan.
Belum
puas hanya berhasil di Chacraraju Oeste, Lionel Terray pada tanggal 18 Agustus
1956 juga berhasil mencapai puncak Taliraju Peak setinggi 5.840 meter
melalui sisi North Face. Baik di Chacraraju mau pun di Taliraju, Lionel Terray
membukukan pendakian first ascent kembali. Bahkan Taliraju Peak adalah gunung
yang diklaim dua puluh tahun lebih luput dari pengamatan para pendaki gunung
dunia. Terray menyapa dan mencapai puncaknya dalam ekspedisi pertamanya ke
gunung tersebut.
Menaklukkan Sang Raksasa
Kegagalan
sahabatnya (Guido Magnone dan Jean Franco) di Jannu telah melecut semangat
Lionel Terray untuk mengunjungi gunung tersebut pada tahun 1962. Dengan sebuah
ekspedisi yang berada di bawah kepemimpinan Terray, tim ekspedisi Perancis
berangkat menuju Jannu pada bulan April tahun 1962. Dengan semua strategi dan
pengalamannya, Terray kembali mengulangi kesuksesan ekspedisi Makalu di gunung
Jannu dengan mencapai puncak tertingginya pada tanggal 27 April.
Pendakian
first ascent hari pertama Jannu diisi oleh para pendaki Perancis yang terdiri
dari Rene Desmaison, Paul Keller, Robert Paragot dan Gyaltsen Michung Sherpa.
Selanjutnya pada tanggal 18 April 1962 atau hari kedua ekspedisi first ascent,
Lionel Terray, Andre Bethraud, Jean Bouvier, Pierre Leroux, Yves Pollet
Villard, Jean Ravier dan Wangdi Sherpa juga berhasil mencapai puncak Kumbhakarna.
Ada sebelas orang pendaki dari ekspedisi Perancis yang berhasil mencapai puncak
Jannu pada tahun 1962 dalam pristiwa first ascentnya, sebuah kejadian yang
mirip dengan kesuksesan di Makalu. Ini dalam banyak pendapat, dilihat sebagai
sebuah penegasan kemampuan Lionel Terray dalam mendaki gunung sekaligus
mengorganisir anggotanya untuk mencapai tujuan dengan pencapaian yang maksimal,
tidak banyak para legenda yang mampu melakukan hal itu.
Dari
Jannu, Lionel Terray kemudian memimpin ekspedisi lain ke gunung Huntington di
Alaska setinggi 3.731 meter pada tahun 1964. Di gunung ini, Terray juga
mencetak first ascent melalui pendakian yang ia ambil dari rute Barat Laut.
Rute yang digunakan oleh Terray ini kemudian lebih dikenal dengan sebutan French Ridge atau North West Ridge.
Melihat
deretan prestasi yang berhasil dibukukan oleh Lionel Terray, baik dalam
kapasitasnya sebagai pendaki utama, mau pun sebagai pemimpin ekspedisi, memang
tidak berlebihan rasanya jika ada yang mengatakan bahwa Terray adalah penakluk
para raksasa. Fitz Roy, Makalu, Chomo Lonzo, Jannu dan yang lainnya adalah
deretan pegunungan dengan kesulitan teknis yang sangat signifikan. Bahkan
hingga sekarang pendakian di Jannu kerap kali dianugrahi Piolet d’Or sebagai
pengakuan bahwa pendakian di gunung tersebut dari berbagai sisi memang
menyajikan tantangan alpinisme yang tinggi.
Di Annapurna meskipun saat itu Lionel Terray dan Gaston Rebuffat tidak mencapai puncak, sama sekali bukan karena keduanya tidak memiliki kemampuan untuk mencapainya, namun karena sikap rela berkorban dua legenda Perancis itu untuk menolong rekan mereka. Pada dasarnya banyak orang berspekulasi jika saja yang mencapai puncak itu adalah Rebuffat dan Terray, kemungkinan keduanya dapat melakukanya dengan lebih cepat sehingga mampu menghindari radang dingin seperti yang dialami Louis Lachenal dan Maurice Herzog.
Akan tetapi jiwa alpinisne dan
pendakian tidak melulu harus diisi dengan ambisi untuk mencapai puncak
tertinggi atau menjadi yang pertama, kadang memberikan kontribusi yang kemudian
menjadi kunci keselamatan pendaki lain adalah sesuatu yang jauh lebih berharga.
Gaston Rebufat dan Lionel Terray di Annapurna membuktikan bahwa mereka memang
pantas menjadi legenda karena jiwa besar dan semangat humanis mereka yang demikian
tinggi dan mulia.
***
Artikel ini dikutip dari draff buku HARI TERAKHIR DI ATAS GUNUNG karya Anton Sujarwo. Referensi penulisan dapat dilihat pada bukunya langsung. Informasi buku Anton Sujarwo lainnya dapat dilihat disini
Posting Komentar untuk "Pendaki Gunung Penakluk Para Raksasa"