AGUSTUS 2019: DUA BUKU MOUNTAINEERING TERBAIK AKAN DIRILIS
Bulan
Agustus ini, akan terbit dua buah buku mountaineering yang sangat layak untuk
dibaca oleh sahabat semua yang memiliki minat dan ketertarikan pada dunia
pendakian gunung atau mountaineering. Kedua buku ini akan memperkaya khazanah
pengetahuan dan pemahaman kita semua tentang dunia pendakian gunung populer. Sebagai
orang yang memiliki minat pada dunia outdoor dan pendakian gunung pada umumnya,
buku ini sangat layak baca, dan sangat dianjurkan untuk dimiliki oleh sahabat
semua.
Buku
pertama adalah sebuah catatan, berita, tulisan, dan juga jurnal perjalanan dan
pendakian gunung Everest oleh Clara Sumarwati. Sumber-sumber tulisan dan jurnal
ini dikumpulkan oleh Bu Clara Sumarwati sendiri kemudian disusun oleh mas
Furqon Himawan. Data-data yang dipaparkan dalam buku ini akan menambah wawasan
kita tentang sejarah mountaineering Indonesia, terutama mengenai pencapaian
puncak Everest yang pertama kalinya untuk Indonesia oleh Bu Clara sendiri. Buku
ini kemudian diberi judul Indonesia Menjejak Everest.
Saya
belum mendapatkan informasi mendetail
tentang tata cara mendapatkan buku ini. Apakah ada sistem pre order, berapa
harganya, perkiraan tanggal rilisnya, dan seterusnya. Namun Insya Allah,
seperti informasi yang saya diperoleh dari Bu Clara Sendiri, buku ini akan
terbit bulan Agustus 2019. Dan kita bersama-sama dapat menantikannya.
Kisi-kisi cover buku pendakian Bu Clara Sumarwati yang akan dirilis
Kemudian
buku kedua adalah buku saya sendiri. Buku ini merupakan buku kelima saya yang
diterbitkan. Tema utama buku ini adalah kisah tentang pendakian-pendakian
monumental para pendaki gunung terbaik dunia yang berujung dengan mala petaka
dan kematian. Dalam paparan buku ini, kita akan melihat secara mendetail
berbagai kisah penuh keberanian dan inspirasi dari para pendaki gunung yang
melakukan berbagai pencapaian secara totalitas dan penuh dedikasi.
Ada
sembilah kisah yang diangkat dalam buku Maut di Gunung Terakhir ini.
semuanya bercerita tentang pendakian dan
pencapaian yang luar biasa dari tokoh alpinis dunia. Sembilan kisah dalam buku
ini juga adalah jilid pertama dari tiga jilid buku yang saya siapkan untuk
membahas tema tengan One Last Climb atau pendakian terakhir dari seorang
legenda mountaineering. Dua jilid setelahnya Insya Allah akan dirterbitkan
menyusul. Informasi akan saya update dikemudian hari.
Kisah
pertama dalam buku Maut di Gunung Terakhir akan mengangkat nama Anatoli
Boukreev, pendaki besar Kazakhstan yang juga sempat menjadi pemandu ekspedisi
Kopassus Indonesia mencapai puncak Everest tahun 1997. Pesan dan inti kisah ini
adalah detail kematian Anatoli di tebing selatan gunung Annapurna yang hilang
dihantam longsoran es. Namun profil pendakian Anatoli di Kangchenjunga, di K2,
di Denali, dan di Everest yang menyeret kontroversi antara dirinya dan John
Krakauer terkait musibah yang menimpa tim Rob Hall dan Scott Fischer juga akan diuraikan
dengan sangat informatif dan menarik.
Lalu
kisah kedua ada tentang Jerzy Kukyuczka dari Polandia, pendaki gunung terbesar
dan paling revolusioner di Himalaya. Selain melihat kematian dramatis Kukuczka
karena talinya putus saat mendaki Lhotse, detail pendakiannya di Annapurna,
rivalitasnya dengan Reinhold Messner juga akan dibahas dengan tuntas.
Kemudian
ada kisah George Mallory dan Andrew Irvine
yang hilang dalam ekspedisi Everest tahun 1924. Profil Mallory akan kita
lihat secara menyeluruh, mulai dari pendidikannya, karir militernya,
pernikahannya, dan tentu saja kisah pendakiannya. Ini menjadi kisah yang sangat
menarik, karena pendakian Everest tahun 1924 selalu menyisakan pertanyaan yang
tak pernah terjawab hingga sekarang; Apakah George Mallory dan Irvine Andrew
telah mencapai Puncak Everest sebelum keduanya menghilang ditelan badai pada saat
itu?
Kisah-kisah
selanjutnya dalam buku Maut di Gunung Teakhir tak kalah menarik. Misalnya
tentang Wanda Rutkiewicz, pendaki wanita pertama dunia yang mengoleksi sembilan
puncak tertinggi di muka bumi yang kemudian lenyap ditelan badai iblis
Kangchenjunga. Kemudian ada Jean Christophe Lafaille yang dijuluki si kecil berhati
singa karena keberaniannya mendaki solo pada jalur-jalur mematikan di dunia.
Lalu ada tentang Paul Preuss yang dianggap sebagai nabi bagi para pendaki dan
pemanjat tebing sejati. Lalu ada Tomaz Humar, pendaki gunung Slovenia dengan
jiwa pemberontakannya yang sangat inspiratif. Dan beberapa nama lain lagi yang
tak mungkin saya sebut disini. Karena jika saya sebut semuanya, unsur suprise
dalam buku itu nantinya dapat berkurang nilainya.
cover buku Maut di Gunung Terakhir
Hal menarik lagi yang ada dalam buku Maut
di Gunung Terakhir adalah kata pengantarnya yang disampaikan oleh dua sosok
petualang legendaris Indonesia. Kata pengantar pertama diberikan oleh Bu Clara
Sumarwati, orang Indonesia pertama yang berhasil mencapai puncak Everest,
sekaligus juga pendaki perempuan ASEAN pertama yang mencapai prestasi itu.
Kemudian kata pengantar kedua diberikan Syamsirwan Ichien, aktvis senior dari
MAPALA Universitas Indonesia, seorang tokoh yang tumbuh bersama nama besar
seperti Norman Edwin, Soe Hok Gie
ataupun Herman Lantang. Dua sambutan ini sangat berarti bagi saya, sebagai
wujud dari apresiasi para tokoh senior terhadap hadirnya buku-buku
mountaineering yang berkualitas di Indonesia.
Buku Maut Gunung Terakhir ini akan
dirilis pada akhir Agustus 2019. Dan sekarang sudah dibuka kesempatan pre order
untuk mendapatkan cetakan perdananya. Pre order dibuka sejak tanggal 28 Juli
2019 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2019.
Harga diskon istimewa dari per order
buku Maut Gunung Terakhir adalah Rp, 98.000. Sementara normal harga
jualnya setelah dirilis adalah Rp, 116.000.
Selanjutnya
sahabat yang tertarik untuk memiliki buku istimewa ini dapat melakukan pemesanan
pre order melalui nomor WA: 081254355648 (bisa request ttd penulisnya
langsung secara free) atau dapat juga melalui akun instagram arcopodostore.
Posting Komentar untuk "AGUSTUS 2019: DUA BUKU MOUNTAINEERING TERBAIK AKAN DIRILIS"