DATA LENGKAP PENDAKIAN GUNUNG MERBABU VIA JALUR GRENDEN
PETA SEDERHANA PENDAKIAN GUNUNG
MERBABU VIA JALUR GRENDEN
LOKASI
Dusun Grenden, Desa Pogalan,
Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Akses Menuju Lokasi
Jika dari Jogja, bisa naik bus
menuju kota Muntilan, dari terminal kota Muntilan anda bisa naik angkot
berwarna merah menuju pasar Talun.
Dan dari pasar Talun sebaiknya
menggunakan jasa ojek langsung menuju kampung Grenden, karena angkot tidak ada
yang sampai kampung Grenden trayeknya.
Jika membawa kendaraan sendiri atau naik ojek, anda bisa langsung mengarah ke
lokasi wisata Gardu Pandang Ketep Pass, dari Ketep Pass kampung Grenden
berjarak kurang lebih 15 menit ke arah Boyolali.
Prediksi waktu dari kota Muntilan
– Grenden : 60 menit
Prediksi biaya :
Terminal Muntilan – Pasar Talun :
Rp, 4.000
Pasar Talun – Kampung Grenden via
Ojek : Rp, 35.000
Gerbang menuju kampung Grenden di tepi jalan Megelang - Boyolali
RUTE PENDAKIAN
Basecamp Grenden
Perizinan pendakian, penitipan
kendaraan, dan mengisi formulir pendakian yang berupa checklist peralatan
dilakukan disini.
Basecamp Grenden – Pos 1 Sanggar
Perkiraan waktu : 30 - 45 menit
Medan :
Melewati sedikit bagian ujung kampung Grenden, areal
perkebunan sayuran penduduk, dan kawasan hutan wisata pinus, jalur sangat jelas
dan baik. Beberapa tempat tersedia shelter dan gazebo, diakhir pekan atau
sedang ada acara outbound, kita akan menemukan banyak penduduk yang menjadi
pedagang dadakan dengan beralas tikar disekitaran hutan pinus ini.
Jalan menanjak namun cenderung
masih landai di beberapa tempat. Pos 1 merupakan satu satunya pos sebelum pos
4, dimana kita dapat menyaksikan panorama alam yang cukup menyegarkan, tidak
ada salahnya untuk beristirahat dan menikmati udara hutan pinus di pos ini.
Kabut di pos 1 Sanggar
Pos 1 Sanggar – Pos 2 Lawu
Perkiraan waktu tempuh : 30 menit
Medan :
Dibuka dengan tanjakan yang
melipir arah kanan sebuah bukit pinus kecil, ditengah tanjakan kita akan
menjumpai sebuah pipa air yang pecah mungkin bekas terinjak, airnya yang luar
biasa sejuk dan segar menyembur keluar dari pipa, anda bisa menampungnya dengan
botol disini.
Jalur terus akan mengarah ke kiri
bukit kemudian akan bertemu dengan pertigaan, ambil arah kiri menanjak dan
ikuti petunjuk rute yang ditempel pada batang pohon, arah kanan landai adalah
jalan menuju kampung Citran.
Tidak lama kemudian kita kan tiba
di pos 2. Di sini kita akan menjumpai sebuah tempat datar yang bisa menampung
sekitar lima tenda ukuran sedang.
Istirahat di pos 2 Lawu jalur Grenden
Pos 2 Lawu – Cemoro Kembar
Perkiraan waktu tempuh : 20 menit
Medan :
Menanjak dengan rute yang teduh
dipayungi pepohonan yang rindang.
Seperti yang saya tulis
sebelumnya, Cemoro Kembar adalah tempat yang sangat sejuk dan damai untuk
beristirahat. Dibawah beberapa naungan pohon pinus yang rimbun, dibawahnya kita
bisa duduk duduk atau tiduran beralaskan rumput hutan yang cukup bersih, sementara
jika beruntung kicauan burung akan sering terdengar di sekitar tempat ini.
Disebut Cemoro Kembar karena di
tempat ini ada dua batang pohon cemara besar yang berdiri mengapit di sebelah
kanan dan kiri jalur.
Hutan menuju Cemoro Kembar
Cemoro Kembar – Pos 3
Perkiraan waktu tempuh : 60 menit
Medan :
Disinilah salah satu letak
kekayaan jalur pendakian Grenden gunung Merbabu, mulai dari tunnel seperti di
Kerinci, lumut seperti di Latimojong, habitat monyet dahan, dan beberapa burung
dengan bentuk dan warna yang eksotis ada di sepanjang jalur antara Cemoro
Kembar dan Pos 3 ini.
Tidak ada bonus turunan atau
jalan rata melalui sepanjang jalur ini, meskipun demikian kelelahan tidak akan
begitu terasa lantaran teduhnya kanopi hutan, juga keindahan ekosistem yang ada
di sepanjang rute pendakian.
Pos 3 sepertinya akan menjadi
salah satu tempat camp favorit pendaki Merbabu melalui jalur Grenden ini. di
sini ada sebuah tempat yang bisa menampung sekitar 5 tenda ukuran sedang.
Ditempat ini pula ada sebuah pipa
air yang oleh penduduk sengaja dilobangi dan dibuat penutupnya, yang hal ini
merupakan sebuah upaya penduduk bagi kemudahan para pendaki untuk memperoleh
air minum.
Lintasan tunnel sepanjang 30 meteran yang hanya dapat dilewati satu orang
Pos 3 – Pos 4
Perkiraan jarak tempuh : 60 menit
– 1,5 jam
Medan :
Selepas pos 3 kita akan masih
menikmati teduhnya hutan yang rindang, namun sekitar 20 menit setelah itu,
medan akan disuguhkan dengan areal batas vegetasi. Hutan belukar berlumut yang
sebelumnya memenuhi sekeliling pelan pelan akan semakin berkurang seiring
langkah yang semakin tinggi.
Selanjutnya adalah salah satu medan
terberat rute Grenden menghadang didepan mata, sebuah lintasan menanjak terjal
sepanjang lebih kurang 300 meter ditengah hutan yang bekas terbakar. Saya
sendiri dalam catatan menyebut tempat ini sebagai Taman Edelweis Mati, karena disepanjang jalur dan disekeliling
hanya ada hamparan pokok pokok tanaman Edelweis yang telah menghitam bekas
kebakaran hebat setahun yang lalu.
Tentu sekarang permukaan tanah
telah ditumbuhi oleh rumput dan belukar kembali, namun hal itu tidak mengurangi
kenangan bahwa tempat ini pernah mengalami kebakaran yang cukup mengerikan.
Areal camp ground pos 3
Dibutuhkan sedikit kejelian
disini untuk menemukan sumber air yang terakhir yang bisa diambil, karena
selepas Taman Edelweis Mati tidak ada lagi sumber air yang bisa kita temukan
hingga ke puncak gunung Merbabu.
Sumber air ada di sebelah kiri
jalur, belum ada penanda khususnya sehingga dibutuhkan sedikit kejelian dan
pengalaman untuk menemukannya, tapi Insya Allah ini tidak akan sulit.
Tidak ada papan nama di Pos 4,
pos ini hanya merupakan sebuah tanah datar yang diratakan dengan cangkul seluas
2 x 2 meter, hanya cukup untuk menampung sebuah tenda ukuran kecil.
Berita baiknya disini kita sudah
dapat menikmati sedikit pemandangan sabana indah gunung Merbabu dan juga
panorama luas dataran dibawahnya, itu pun jika cuaca sedang tidak berkabut.
Pos 4 yang hanya berupa dataran tanah sempit
Pos 4 – Puncak Kendi Kencono
Perkiraan waktu tempuh : 45 menit
Medan :
Selepas pos 4 lintasan akan terus
menanjak ke arah kiri, menuju punggungan gunung, sebelum mencapai punggung
gunung, kita akan menemukan sebuah penanda jalur berupa bendera berwarna kuning
terbuat dari plastik yang diikat pada sebuah tonggak disebelah kiri lintasan.
Dari sini pemandang eksotis khas
gunung Merbabu mulai terlihat, rasa lelah mulai akan terbayar dengan indahnya
panorama disekeliling. Jika pendakian diteruskan maka kita akan berjalan di
sebuah areal yang fantastis, dibelakang berlatar gunung Andong dan Sumbing
Sindoro di kejauhan, sementara disebelah kiri tampak punggungan Merbabu dengan
menara menjulang yang merupakan penanda dari rute jalur Thekelan, Kopeng,
Salatiga.
Lintasan akan terus menanjak
ditengah sabana kemuning dan hembusan angin yang cukup kencang, tepat di depan
mata ada sebuah bukit berbentuk bulat seperti kendi yang dipuncaknya menancap
sebuah tonggak dengan bendera yang berkibar di sekitar badan tonggak. Bukit
inilah yang disebut Kendi Kencono, sebuah bukit yang menyembul indah dan
menjadi ciri khas jalur Grenden. Untuk mencapai bukit ini pun sebenarnya
dibutuhkan perjuangan yang cukup besar karena jalurnya yang memang menanjak
tanpa bonus.
Ditempat ini juga merupakan salah
satu point yang mungkin akan menjadi favorit pendaki, sekeliling kita
dimanjakan oleh panoram gunung Merbabu yang sangat indah. Mulai dari lintasan
Suwanting di sebelah selatan, punggungan jalur Thekelan sebelah utara, hingga
juga sabana membentang luas yang kemuning bergoyang tertiup angin pegunungan.
Jika sedang hening lapat lapat juga bisa
terdengar arus air dalam pipa yang dipasang penduduk yang terletak dijurang
sebelah depan Kendi Kencono, meski suaranya bisa terdengar namun dalam jurang
ini mungkin mencapai seratusan meter, tidak ada kabar yang indah jika jatuh
kesana, jadi berhati hatilah.
Diatas bukit Kendi Kencono ini juga
terdapat tempat cukup luas lagi datar, namun sangat tidak bijaksana jika
mendirikan tenda disini, hembusan anginnya sangat kencang apalagi pada malam
hari.
Puncak Kendi Kencono Jalur Grenden
Puncak Kendi Kencono – Puncak Kenteng Songo 3142 Mdpl
Perkiraan waktu tempuh : 60 menit
– 1,5 jam
Medan :
Full sabana dikiri kanan
lintasan.
Jika bertanya bonus di jalur
Grenden, maka turun dari bukit Kendi Kencono sekitar 30 meteran inilah mungkin
jawabannya. Kemudian lintasan akan kembali melandai dan terus menanjak.
Istilah puncak bayangan pun akan
banyak dijumpai disini, kita akan mendaki dalam etape etape menuju puncak
sebuah sabana. Begitu tiba ditempat yang kita pikir adalah yang tertinggi, maka
kita akan menjumpai sebuah puncak yang lebih tinggi lagi di depan lintasan, dan
itu akan berkali kali terjadi pada rute dari Kendi Kencono menuju puncak
Kenteng Songo.
Selain perjalanan menarik yang
dialami antara pos 2 dan pos 3, maka lintasan sepanjang Kendi Kencono menuju
Puncak Kenteng Songo adalah jenis daya tarik lain mendaki gunung Merbabu via jalur
Grenden ini.
Akan sangat menyenangkan berjalan
melintasi padang sabana yang luas dalam hembusan angin pegunungan yang sejuk,
belum lagi masih terdapat beberapa ekor burung yang akan berterbangan diantara
pohon Cantigi yang tumbuh jarang di areal sabana sepanjang jalur ini.
Sekitar 20 menit menjelang puncak
Kenteng Songo, jalur Grenden ini akan bertemu dangan jalur Suwanting di
punggungan tidak jauh dari sebuah tanah datar yang terdapat sebuah tanda panah
petunjuk puncak triangulasi.
Selanjutnya rute akan terus
melipir ke arah timur menuju puncak tertinggi gunung Merbabu, puncak Kenteng
Songo, 3142 Mdpl.
Sabana luas menuju Kenteng Songo
CAMP GROUND
·
Pos 1 : ada banyak tempat camp yang bagus
disekitar hutan pinus.
·
Pos 2 : bisa menampung maksimal 6 tenda ukuran
sedang.
·
Pos 3 : dapat menampung maksimal 5 tenda ukuran
sedang
·
Pos 4 : hanya muat satu tenda ukuran kecil
·
Sabana sabana yang datar dibeberapa tempat
sepanjang lintasan dari Kendi Kencono menuju puncak Kenteng Songo
·
Sebaiknya tidak mendirikan tenda ditempat yang
terlampau terbuka atau punggung gunung yang berisiko diterpa angin gunung yang
dingin.
SUMBER AIR
·
Sepanjang jalur hingga dibawah pos 4 di Taman
Edelweis Hitam
·
Jangan memotong pipa air secara permanen
menggunakan pisau atau gergaji, cukup lepas sambungan pipa, ambil air secukupnya,
kemudian sambung kembali.
·
Pos 3 : geser tutup pipa dan ambil air
menggunaka sedotan kecil ( bisa dengan melepas selang streamer / hydro tube /
atau yang lainnya ).
·
Pertengahan lintasan Taman Edelweis Hitam, arah
kiri ada pancuran kecil yang memang telah disediakan oleh penduduk.
Pancuran sumber air kecil di Taman Edelweis Mati
Ini hanya skenario pendakian yang
saya sarankan, sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan saya tentang jalur ini.
Ada dua skema yang saya sarankan
dan dua duanya membutuhkan waktu tiga hari dua malam pendakian, untuk kebutuhan
logistik dan perbekalan dapat disesuaikan. Insya Allah dua skema ini setiap
pendaki akan bisa mencapa puncak, tanpa harus ngoyo atau memaksakan diri yang akan berisiko kelelahan berlebihan.
Skema Pertama :
Hari pertama : Start mendaki pagi
hari maksimal jam 08 :00, camp pertama di sabana setelah puncak Kendi Kencono,
istirahat.
Hari kedua : Summit attack,
kemudian turun lagi ke camp Kendi Kencono, siangnya turun lagi hingga pos 2
atau pos 1, mendirikan camp, dan beristirahat dibawah rimbunan hutan pinus.
Hari ketiga : turun hingga base
camp.
Kelebihan : Tidak terpapar panas
di lintasan antara pos 3 hingga camp Kendi Kencono, dapat menikmati suasana
pagi sepanjang lintasan rimba asri anntara pos 2 dan pos 3, tidak akan mengami
kelelahan yang berlebihan karena memaksakan diri, berhasil mencapai puncak.
Skema Kedua :
Hari pertama : Start siang atau
sore hari, maksimal jam 14 : 30, camp pertama di pos 3, istirahat.
Hari kedua : melanjutkan
pendakian hingga camp Kendi Kencono, mendirikan camp kembali, dan istirahat
sambil menikmati panorama areal puncak Merbabu. Perjalanan dari pos 3 hingga
camp Kendi Kencono sebaiknya dilakukan pagi hari, sebelum matahari bersinar
terik, supaya tidak terpapar panas saat tanjakan panjang di Taman Edelweis
Mati.
Hari ketiga : Summit Attack,
kembali ke camp Kendi Kencono, Istirahat, kemudian langsung turun hingga base
camp Grenden.
Kelebihan : Tidak terburu buru
menuju Grenden di hari pertama, tidak akan mengami kelelahan yang berlebihan karena
memaksakan diri, tidak terpapar panas matahari terik, akan mampu mencapai
puncak.
***
salam rimba
BalasHapusmenarik membaca perjalanan anda Merbabu via Grenden, jadi tertarik ingin mencobanya. Trims
silahkan di coba mbak Ratna...
Hapusnah, ketemu juga artikelnya .. jadi nambah semalem mas kemaren?
BalasHapusNggak mas, nggak cukup bekalnya buat nambah semalem lagi..
Hapusnah, ketemu juga artikelnya .. jadi nambah semalem mas kemaren?
BalasHapusMakasih kak jurnalnya.. sangat bermanfaat... kita dari pengelola grrnden mengucapkan banyak terimakasih dan tentunya kita juga akan banyak berbenah diri.. jangan kapok ya.. kita tunggu kedatangannya kembali.. salam rimba salam lestari.
BalasHapusTerimakasih kembali mas Oktajati,, Insya Allah nggak kapok,
HapusSukses terus buat kampung Grenden...
Mas Anton rencananya Dhemit gunung mau membuka jalur lama yang sudah lama tidak di pakai jalur muncak pendakian Merapi via Babadan dukun semoga bisa berikan dukungan dan journalnya
BalasHapusya mas,kebetulan kamis kemarin saya sempat main ke Babadan, ngobrol banyak juga sama pak Tri Mujianto, yang bertugas di pos Babadan.
HapusInsya Allah saya siap mendukung sesuai kemampuan saya.
Oya, kapan tim Dhemit Gunung rencana ke Babadan mas..?
Punya file GPX tracklog GPS jalur merbabu via grenden
BalasHapusNggak punya mas Santri,
HapusSaya tidak membawa GPS saat mendakinya tempo hari
Apakah aman utk pendaki pemula yg blm pernah kesana ?
BalasHapusInsya Allah aman mas Nova,
HapusNamun jika memang benar benar pemula sebaiknya didampingi rekan setidaknya yang telah memiliki pengalaman mendaki.
Jangan melakukannya secara sedirian..
Apakah aman utk pendaki pemula yg blm pernah kesana ?
BalasHapus