Referensi Film Pendakian Gunung: Mati Untuk Menyentuh Langit di Sirip Hiu Gunung Meru
Saya sudah beberapa kali mencoba
untuk menulis lagi di blog kita yang sederhana ini, namun tidak mudah juga
rupanya setelah vakum sekian lama.
Sahabat-sahabat pembaca blog www.arcopodojournal.com yang mengenal
saya secara dekat baik langsung mau pun hanya lewat media sosial seperti
facebook, bbm, atau yang lainnya, tentu mengetahui apa yang barusan terjadi
dengan saya. Dan saya yakin akan mengerti jika tidak mudah untuk kembali normal
setelah kejadian tersebut.
Buat yang bertanya-tanya,
kejadian apakah gerangan yang terjadi pada saya, mohon maaf saya tidak akan
menceritakan secara detail di sini. Namun jika sahabat pembaca penasaran dan
ingin tahu mengapa sekian lama blog tempat berbagi kita ini saya biarkan
terbengkalai, maka kejadian inilah salah satunya yang membuat saya belum dapat
menulis seperti biasanya. Silahkan klik disini untukmembuka linknya.
***
Baiklah, kali ini saya ingin berbagi sedikit tentang film pendakian gunung MERU, film dokumenter yang menjadi salah satu dokumenter terbaik dalam dunia mountaineering saat ini.
Film Pendakian Gunung Meru dan Kisah Nyata Dalam Dokumentasinya
Beberapa sahabat mungkin sudah berkesempatan menonton film tersebut, karena memang rilisnya sudah lama. Dan ya, tulisan ini sebenarnya memang jauh terlambat. Tapi tidak mengapa, saya akan memcoba membagikan sesuatu yang Insya Allah tidak diulas oleh teman-teman lain yang mungkin telah mengulas lebih dulu tentang dokumenter film Meru ini.
Meru adalah judul sebuah film
yang rilis sekitar lima atau empat bulan yang lalu, merupakan sebuah rekaman
perjalanan pendakian fisrt ascent untuk sebuah puncak gunung yang belum pernah
tersentuh sebelumnya. Meru juga merupakan nama dari gunung tersebut, yang masuk
dalam kawasan wilayah kedaulatan dari negara India. Dan para mountaineer atau
pendaki yang mendokumentasikan perjalanan tersebut adalah tiga orang athlete
papan atas dari brand outdoor paling populer di dunia, The North Face.
Jimmy Chin, Renan Osturk, dan si kapten Conrad Anker, adalah tiga pendaki yang melakukan pendakian
tersebut, dan film Meru merupakan dokumentasi perjalanan mereka. Khusus untuk Conrad Anker, anda
bisa membaca kisahnya pada artikel saya sebelumnya di sini : Mengenal lebih dekat si kapten besar TheNorth Face.
Fisrt Ascent Puncak Sirip Hiu
Apa yang istimewa dengan nonton film pendakian gunung berjudul Meru ini ?
Tentu banyak sekali, salah satu
yang pasti mungkin karena ini adalah first ascent. Puncak Sirip Hiu milik Meru
sama sekali belum tersentuh. Tingkat kesulitannya sama sekali jauh di atas yang
bisa dibayangkan, bahkan untuk saat sekarang, ketika teknologi modern telah
mengubah banyak perkakas dan gears pendukung dalam dunia pendakian gunung.
Telah banyak pendaki dengan
kaliber kelas dunia mencoba untuk menjadi yang pertama berdiri di atas puncak
Sirip Hiu gunung Meru. Namun sebanyak apa pun percobaan untuk melakukannya,
sebanyak itu pula kegagalan yang menyertainya. Hingga bulan Oktober 2011 saat
percobaan kedua dari tiga sekawan, Jimmy, Conrad, dan Renan, status puncak
Sirip Hiu gunung Meru masih virgin alias perawan.
Shark's Fin Route
Puncak Sirip Hiu Gunung Meru atau
yang biasa disebut The Shark’s Fin Route
yang berada pada bagian tengah gunung Meru, memiliki reputasi di kalangan para
pendaki gunung sebagai salah satu jalur
tersulit yang ada di dunia. Hingga perlombaan untuk mencapainya juga merupakan
sebuah perlombaan yang prestisius, sebuah perlombaan yang sebenarnya sepi
peminat karena dihantui kegagalan dan kematian yang juga ada dibaliknya.
Pada bulan Oktober tahun 2011
silam, akhinya puncak tak terkalahkan ini berhasil dicapai oleh Trio The
North Face tersebut, setelah sebelumnya terhenti sekitar 30 meter dari puncak
pada percobaan mereka yang pertama di tahun 2008.
Kegagalan Yang Menggigit
Setiap puncak puncak gunung yang
menjadi tujuan pendakian gunung memiliki ceritanya sendiri-sendiri dalam
sejarah para peziarahnya. Berkali-kali percobaan, berkali-kali memakan korban,
dan berkali-kali lagi pula menghantui para pendakinya untuk kembali.
Seperti halnya gunung Everest yang telah
menelan puluhan nyawa, K2 yang memiliki reputasi tersulit di dunia, dan pamor 14
puncak di atas 8000 meter lainnya yang telah menjadi tonggak paling tinggi dalam
ukuran pendakian gunung di dunia. Maka begitu pula sejarah yang diukir untuk
mencapainya, penuh dengan cerita juga legenda yang turut menyertai sejarah
pencapaiannya.
Jimmy Chin, Conrad Anker, dan
Renan Osturk pertama kali mencoba menggapai puncak Meru pada tahun 2008, dan
mereka gagal, terhenti sekiar 30 meter di bawah puncak sirip hiu. Saat itu,
penyebab kegagalan mereka yang utama adalah badai yang menyapu hampir tiga hari
tiga malam lamanya, membuat planning waktu dan perbekalan mengalami perubahan
drastis yang pada akhirnya mengubur semuanya.
Dengan tiga hari gemuruh badai
tanpa henti, tidak ada yang dapat mereka lakukan dalam tenda gantung di tebing
Meru selain menunggu. Dan waktu tersebut selain menghabiskan bekal juga
mempengaruhi emosi dan mental mereka. Bayangan akan berdiri di atas si
Sirip Hiu tahun itu kandas sudah, ketika menimbang dan berpikir jernih, dan
menyimpulkan tak ada yang bisa mereka lalukan lagi selain turun.
Dan itu terjadi sekitar 30 meter
dari puncaknya.
Tiga Kematian
Sepulang dari Meru, hubungan
persahabatan antara si senior Conrad Anker dan Jimmy Chin, dengan pendaki yang
sekarang juga memiliki nama dalam dunia mountaineering, Renan Osturk, berjalan
kian erat. Dan hal ini kian intens semenjak mereka bertiga didekati oleh tiga
kematian, kematian yang mengubah banyak hal dari mereka.
Trio The North Face dengan traumanya masing masing
Kematian pertama berusaha
mendatangi Renan Osturk, saat itu ia dan Jimny Chin, juga dua orang Mountain
Snowboarder lainnya sedang mengambil video untuk sebuah keperluan. Dalam
proses itu, tanpa disangka tiba-tiba Renan Osturk mengalami kecelakaan, ia
terjatuh saat menuruni tebing dengan skinya. Renan mengalami gegar otak, sehingga
lumpuh untuk beberapa waktu.
Lalu pristiwa kematian kedua
berusaha menyapa Jimmy Chin, beberapa waktu setelah Renan terluka dan terbaring
di rumah sakit.
Pekerjaan untuk mengambil video snowboarding tetap harus dilanjutkan, namun kali ini kembali tanpa bisa diprediksi sebuah avalanche yang cukup besar menyapu Jimmy Chin, untung saja ia berhasil selamat, meskipun jiwanya terguncang dengan hebat.
Pekerjaan untuk mengambil video snowboarding tetap harus dilanjutkan, namun kali ini kembali tanpa bisa diprediksi sebuah avalanche yang cukup besar menyapu Jimmy Chin, untung saja ia berhasil selamat, meskipun jiwanya terguncang dengan hebat.
“Jimmy seolah diberi kesempatan kedua oleh Tuhan, dan pertanyaannya
apa yang akan ia lakukan dalam kesempatan keduanya” itu kalimat komentar
yang diberikan oleh kakak Jimmy mengingat pristiwa itu.
Dan pristiwa ketiga tentu yang
memukul Conrad Anker, sebuah pristiwa
yang berkaitan erat dengan isterinya Jennifer Anker, dan partner terbaiknya
pada masa lalu, Alex Lowe.
Pristiwa ini sudah lama terjadi,
yaitu tahun 1999, ketika Conrad dan Alex sedang meninjau lokasi di Shishapangma. Alex Lowe yang merupakan pendaki paling di favoritkan tahun 90 an itu, hilang
tersapu oleh sebuah longsoran salju yang besar. Kematian Alex membuat Conrad
sangat terpukul, ia cenderung menyalahkan dirinya sendiri hingga beberapa lama.
Hingga kemudian, rasa duka yang
mendalam dan introspeksi yang banyak membuat perasaan Conrad dan Jennifer Lowe,
(isteri Alex Lowe) bersatu, dan akhirnya memutuskan untuk menikah. Conrad juga mengadopsi anak-anak mendiang
sahabatnya itu.
Kembali ke Meru
Sulit untuk meyakini bahwa trio
dari The North Face itu akan kembali untuk mencoba merayapi dinding Meru dan
berusaha untuk sampai ke puncak sirip hiu, apalagi sejak Silvo Karo , salah satu pendaki gunung Slovenia mendatangi Conrad
Anker dan meminta informasi tentang Meru.
Dan Conrad memberitahu semua yang
ia ketahui tentang Meru, tentang perkiraan cuacanya, tentang kemiringannya,
tentang lokasi hanging shelter terbaik, tentang pembagian pitch menuju puncak
sirip hiu, pokoknya apa pun yang ia ketahui tentang pemanjatan di tebing Meru
ia berikan semua kepada Silvo, karena Conrad yakin Shark’s Fin Route bukan
miliknya, dan mungkin itu milik Silvo pikirnya.
Namun kemudian Silvo Karo dkk pun
gagal mencapai puncak.
Dan informasi kegagalan Silvo Karo seolah sengatan buat Conrad untuk kembali ke Meru. Dan dengan segala
pertimbangan akhirnya ia memutuskan untuk kembali mencoba memanjat rute sirip
hiu, masih bersama timnya sebelumnya, Jimmy Chin, dan Renan Osturk.
Tidak mudah bagi mereka, terutama bagi Renan yang baru sembuh dari kelumpuhan dan gegar otak. Ada keraguan
sebelumnya dengan mengikut sertakan Renan dalam expedisi yang bisa saja
berakhir dengan kematian tersebut. Selain kondisi Renan yang masih diragukan,
secara pengalaman dan jam terbang, Renan juga merupakan seorang junior jika
dibandingkan dengan Jimmy, apalagi Conrad.
Namun usaha Renan untuk bisa ikut
expedisi tersebut juga sangat totalitas, ia melakukan semua yang ia mampu untuk
berusaha segera pulih, berlatih lebih keras dan setiap hari, hingga kemudian
secara medis akhirnya dikatakan 'bahwa Renan sudah siap'.
Bulan Oktober 2011, wajah Jimmy
Chin, Renan Osturk, dan sang leader Conrad Anker sudah tampak berjalan di antara
jalur gunung Meru, mereka menuju rute sirip hiu kembali, mencoba untuk melihat
peruntungan mereka yang kedua.
Silvo Karo, alpinist Slovenia yang juga sempat mencoba mendaki Gunung Meru.
Image: www.modrenovice.com
Menggapai Langit di Gunung Meru
Proses pendakian berjalan seperti
biasa, semua berjalan sesuai rencana, semua anggota dapat menyeimbangkan
kecepatan masing-masing tidak ada halangan yang berarti.
Hingga kemudian sekitar kurang
lebih 300 meter dari puncak, apa yang ditakutkan tentang Renan Osturk tampak
menjadi kenyataan.
“Setengah tahun yang lalu ayah saya terserang stroke dan saya
menemaninya, kondisinya tidak jauh beda dengan Renan saat itu“ tutur
Conrad Anker menggambarkan kondisi Renan.
“Mulutnya terbuka, berusaha bersuara dan berbicara, namun tak ada
yang keluar dari mulutnya, hanya matanya yang menggambarkan betapa ia sangat
menderita” tambah Jimmy Chin.
Malam itu mereka termenung dalam
bivak yang tergantung di atas tebing vertikal, mempersiapkan diri untuk
menghadapi segala sesuatu, termasuk kegagalan kembali, bahkan mungkin
kehilangan Renan.
Pagi yang datang keesokan harinya
mungkin membawa keajaiban untuk Renan, ia tampak mulai pulih dan normal, bahkan
kali itu ia gantian yang memimpin di depan, seiring waktu dan naiknya mentari
pagi, Renan mulai merasa terbiasa dan ia pun mendaki dengan ritme yang teratur.
Pada titik di mana mereka pernah
terhenti sebelumnya tahun 2008, sebagai leader dan juga dengan pengalaman yang
sudah banyak di dunia mountaineering, Conrad mempersilahkan Jimmy untuk
memimpin menuju puncak. Conrad menganggap dengan segala yang Jimmy perjuangkan
untuk sampai ke sini sebanyak dua kali, ia dan Renan tidak lebih pantas
dibanding Jimmy untuk menjadi yang pertama mencapai puncaknya.
Jimmy Chin, Conrad Anker, dan Renan Osturk di Puncak Sirip Hiu Meru
Tak lama kemudian Jimmy pun sudah
berteriak meluapkan kegembiraannya di atas puncak sirip hiu, kemudian disusul
oleh Renan dan Conrad. Kesulitan Rute Sirip Hiu pun
tertaklukan hari itu, pengorbanan dan samsara
(penderitaan) mereka terbayar lunas. Mereka berhasil menyentuh langit dari
puncak Sirip Hiu gunung Meru, setelah sebelumnya berhasil bangkit dari 'kematian' mereka masing masing.
Oya jika kamu suka film pendakian gunung atau film yang bertema tentang petualangan, atau bahkan buku-buku bacaan berkualitas tentang dunia pendakian gunung, kamu bisa mendapatkannya di akun instagram Arcopodostore ya. Atau jika kamu mau langsung dm penulisnya juga boleh melalui wa di nomor ini: 081254355648.
Mantab bro anton
BalasHapusBiarkan jarimu tetap menari menggunakan pena atau tombol keypad.
Haha...belaga kaya penulis juga yang coment
La tahzan bro anton...
Terimakasih supportnya mas Husni..
HapusSemangat Om Anton!
BalasHapusAne bukan anak mapala, apalagi pendaki, cuma mahasiswa sastra biasa, tapi ane nangis ketika pertama membaca sejarah Mallory misalnya, satu-satunya kesalahan dia adalah dia tidak menulis. Mohon maaf kalo ane salah karena ane tau itu mungkin sulit.
I encourage you to keep writing!
Selalu ada telinga yang menanti cerita cerita para pendaki :(
Terimakasih support dan perhatiannya mas Harlie..
HapusSemoga tetap bisa menulis.
Mantap, terima kasih kisah nya.!
BalasHapushttps://goo.gl/BdUVKU
Terimakasih kembali mas
Hapusbagus artikelnya....
BalasHapus
sangat bermanfaat
Terimakasih
Terimakasih mas Aris
Hapus