Pertarungan dua rock climber cantik dunia, Nina Caprez vs Sasha Digiulian
Pada dasarnya saya tidak begitu
tertarik menulis postingan yang agak lebay begini, tentang persaingan dua rock
climber jelita yang sama sama saya kagumi dan saya idolakan.
Namun sekitar sepuluh hari yang
lalu, ketika saya sedikit berkomentar pada status Nina Caprez di akun
facebooknya yang saat itu ia mengucapkan selamat tahun baru 2016. Tidak begitu
berlebihan menurut saya apa yang saya tulis, dalam sebuah kalimat pendek saya
hanya mengatakan
“… Tahun 2015 kemarin, Sasha
Digiulian telah mencatatkan diri sebagai rock climber perempuan pertama dunia
yang sukses memanjat Eiger North Face pada jalur yang berpuncak pada Musroom
Rock, saya sungguh berharap, tahun 2016 ini, namamu juga akan melakukan hal
yang special seperti itu Nina…”
Saya tahu diri, tidak berharap
Nina Caprez akan menjawab komentar saya pada postingan itu, dan saya juga yakin
Nina Caprez adalah athlete hebat dengan karakter hebat pula, yang tentu akan
menanggapi teori comparative yang saya tulis, sebagai sebuah cambukan untuknya
melakukan sesuatu yang lebih hebat di tahun 2016 ini mendatang.
Namun ada yang membuat saya jadi
agak mengerutkan dahi, ketika ada dua orang pengguna facebook yang lain, yang
tampaknya fans berat Nina, atau mungkin ingin menarik perhatian Nina dengan
membalas komentar saya tersebut. Dua orang tersebut membalas komentar saya
dengan nada ketus dan cenderung menghakimi saya karena membandingkan Nina
Caprez dengan Sasha Digiulian, bahkan salah satu komentar dari fans perempuan
Nina menutup kalimatnya dengan seolah olah menunjuk ke arah batang hidung saya,
dan saya pikir itu adalah sesuatu yang berlebihan.
Saya tidak membalas lagi komentar
balasan tersebut, karena saya tetap yakin dan percaya bahwa Nina Caprez adalah
athlete rock climber besar yang juga berjiwa dan berkarakter besar. Brand
sekelas Petzl dan Arcteryx tidak akan sembarangan merekrutnya sebagai brand
ambassador jika ia memiliki jiwa cengeng yang gampang tersinggung.
Nina Caprez saat first ascent di Silbergeier
Dan tentang Sasha Digiulian,
athlete cantik dan periang, dan rock climber andalan dari merek besar Adidas
ini memang seperti yang kita tahu sendiri, beberapa waktu yang lalu, bersama
seorang partner sesame brand ambassador Adidas telah berhasil menuntaskan
pemanjatan di Eiger North Face hingga ke Mushroom Rock. Dan itu telah
mencatatkan namanya sebagai perempuan pertama di dunia yang melakukan hal
tersebut, setidaknya itu yang ditulis oleh Wikipedia, dan beberapa journal
adventure lainnya.
Sebelumnya memang nama Sasha
Digiulian telah berkibar dengan kencang dalam jagad dunia rock climbing
internasional, dua merek besar yang
identik dengan segala aksinya, Red Bull dan Adidas, telah ikut mengorbitkan
namanya sehingga menjadi salah satu rock climber perempuan dengan usia muda
yang penuh prestasi.
Dan Nina Caprez, namanya juga
menjadi viral dan populer dalam seantero dunia panjat tebing. Apa yang ia
lakukan dalam Viva La Vie, first ascent di Silbergier, serta serangkaian pemanjatan
first ascentya di Orbayu 8c Naranjo de Bulnes, di Picos Spanyol juga merupakan
prestasi yang tidak semua rock climber bisa melakukannya.
Pendek kata, dua nama rock
climber internasional yang cantik tersebut, Nina Caprez dan Sasha Digiulian
adalah dua sosok yang berimbang dari sisi prestasi, dunia yang digeluti,
pencapaian, dan juga tentunya daya tarik, dua duanya cantik, penuh enerjik, dan
sama sama rock climber tangguh, brand
ambassador dari merek merek besar.
Lantas, apakah salah jika kita
menyandingkan nama keduanya dan mereview mana yang lebih hebat..?
Saya pikir tentu tidak salah.
Ada sebuah teori yang mungkin
akan membantu menjelaskan mengapa hal ini perlu dilakukan, orang berpendidikan
tinggi sering menyebutnya sebagai teori antithesis, yaitu mengadu kedua objek,
opini, pemikiran, gagasan, ide, dengan sesuatu yang bertentangan dengan ide
tersebut, dan ide tantangan haruslah memiliki kapabilitas dan spesfifikasi yang
sama hebatnya dengan ide yang akan diuji.
Dengan adanya pengujian antithesis
ini akan membuat kedua objek yang diadu akan semakin sama kuatnya, dan hasilnya
akan semakin solid dan diakui.
Sasha Digiulian saat Mushroom Rock Eiger North Face
Contoh simplenya adalah begini,
jika Mike Tyson bertanding tinju melawan juara tinju antar kampung, dan Mike
Tyson memenangkan pertarungan, hal itu sama sekali bukan sesuatu yang hebat. Dunia
tidak akan mengakui kehebatan dan superiornya di atas ring karena prestasi
tersebut. Karena apa yang ia lakukan sama sekali tidak berimbang dengan latar
belakangnya.
Namun jika Tyson beradu tinju
dengan Evander Holyfield, Manny Pacquiao, Mohammad Ali, dan sederet bintang
kelas berat tinju lainnya, dan ia menang, maka itu akan semakin mempertegas
bahwa Tyson adalah yang terbaik di dunia boxing.
Demikian halnya saya
menyandingkan nama Nina Caprez dan Sasha Digiulian. Sama seperti banyak orang
Cristiano Ronaldo vs Leonel Messi, atau DickBass vs Pat Morrow, Edurne Pasaban
vs Euh Eun Sun, atau dari rock climber laki laki, Chris Sharma vs Allex
Honnold..
Saya tidak tahu siapa yang akan
menjadi yang terbaik diantara dua rock climber cantik ini, Nina Caprez kah…,
atau Sasha Digiulian kah..?
Yang pasti semoga keduanya tetap konsisten
mencetak prestasi di tebing tebing dunia..
Posting Komentar untuk "Pertarungan dua rock climber cantik dunia, Nina Caprez vs Sasha Digiulian"