Perebutan tahta Eiger, dan kemenangan sejati Tenzing Norgay
Ketika perebutan tahta puncak
Eiger berlangsung sekitar 90 tahun yang lalu, saat kecamuk perang dunia masih
terngiang ditelinga warga dunia. Berlomba lomba berbagai negara Eropa mengirimkan
putera terbaiknya untuk bisa menjadi yang pertama kalinya berada di puncak icon
pegunungan Alpen ini. Tim dari Jerman, Austria, Inggris, Italia, Perancis dan
beberapa negara lainnya berdatangan ke puncak Eiger, banyak diantara mereka
yang gagal, bahkan tidak sedikit juga dari anggota tim tersebut yang pulang
tinggal nama.
Mereka menjadi korban ambisi dan
cita cita negaranya, harus bertarung meregang nyawa di sisi utara gunung Eiger
yang melegenda. Ada yang terjatuh, tersengat hyphothermia, dihantam guguran
batu dingin North Face yang memecahkan kepala, atau pun hanya tergelincir yang
kemudian membawa petaka.
Namun korban yang berjatuhan itu
tak pernah membuat Eiger sepi peminat, pertarungan terus berlanjut. Para
pendaki gunung tetap berlomba untuk bisa menjadi yang ipertama berdiri di
puncak tertingginya. Beberapa ekspedisi dengan dukungan dana, publisitas,
peralatan terbaik zaman itu tetap datang ke Eiger.
Eiger menjadi medan tempur yang
menarik untuk para pendaki gunung terbaik dunia kala itu.
Tidak kurang dari 64 orang
pendaki gunung yang telah menemui kematiannya di gunung Eiger sejak perlombaan
tak tertulis ini terjadi pada tahun 1935. Hingga tidak mengherankan salah satu
kosakata bahasa Jerman menyebut Eiger North Face sebagai “Mordwand”, kata ini
berasal dari nama panggilan seorang pendaki Jerman yang menjadi orang pertama
yang tewas dalam climbing expedition untuk menggapai puncak Eiger.
“Mordwand” pada sebagian orang
merupakan sebuah kependekan dari dua
kata “ Murder Wall “ atau si tebing pembunuh. Hingga secara lama kelamaan, kata
Mordwand berakselerasi menjadi sebuah kata yang mungkin lebih akrab di telinga
kita saat ini, Nordwand.
Pertarungan dan perlombaan
penggapaian puncak Eiger sedikit berhenti ketika tiga orang pendaki eropa berhasil
menjejakkan kaki dipuncaknya pada 11 Agustus 1858. Ketiga orang tersebut adalah
pendaki gunung Charless Barrington, dan dua orang guide profesionalnya, Christian
Almer dan Peter Bohren.
Keberhasilan pendakian Barrington
cs ini dikonfirmasi kevalidannya oleh kibaran bendera observatory yang mereka
di bagian puncak Eiger sebelah kiri.
Sama seperti kisah orang pertama
yang berhasil menjejakkan kakinya di gunung Everest, yang mengatakan jika saat
itu, sang guide Tenzing Norgay lah yang lebih dulu memiliki kesempatan untuk
menjejakkan kakinya di atap dunia itu, namun kemurahan hati yang tak terlupakan
dari Tenzing Norgay untuk mempersilahkan Edmund Hillary menjadi yang pertama
berdiri di puncak dunia, adalah sebuah kisah epic yang sangat menarik.
Beberapa langkah menjelang titik
tertinggi planet bumi itu, Tenzing Norgay berhenti, menunggu langkah Edmund
Hillary yang berjalan pelan di belakangnya, setelah tiba dekat kemudian ia
berkata kepada Hillary.
“ Itu dia tempat impianmu, puncak yang kau cita citakan, raihlah ia…”
Sebuah kemurahan hati yang
spektakuler dari Tenzing Norgay, mengalahkan raksasa ego terbesar dari setiap
jiwa mountaineering.
Begitulah pula kurang lebih yang
terjadi pada first ascent puncak Eiger tahun 1858 tersebut, dengan penuh
kejujuran Charless Barringgton mengatakan kepada public selepas mereka berhasil
turun dari icon gunung Eropa ini.
“ Dua guide ini ( Christian Almer dan Peter Bohren ) sangat baik
kepadaku, menjelang langkah terakhir mereka memberi saya tempat dan kesempatan
untuk menjadi yang pertama di puncak gunung Eiger..”
Ini hal yang luar biasa menurut
saya, sejarah boleh saja mencatat, orang bisa saja mengingat, bahwa pendaki
pertama gunung Everest adalah Edmund Hillary, pendaki pertama puncak Eiger
adalah Charless Barrington, namun kemenangan tetap ada pada tiga oran guide
mulia itu, Tenzing Norgay untuk Everest, serta Almer & Bohren untuk Eiger.
Kemenangan mereka adalah kemenangan
yang besar, kemenangan terhadap ego dan keponggahan, dua faktor besar di
pegunungan yang sering menjadi penyebab sebuah bencana yang mematikan.
Pertarungan belum berakhir
Setelah terhenti sejenak dengan
keberhasilan Barrington cs di puncak Eiger pada tahun 1858, Battle of Eiger
North Face kembali memanas sekitar 50 tahun kemudian.
Kali ini pertarungan lebih sulit
lagi dari sebelumnya.
Barrington cs memang berhasil
mencapai Top of Eiger, tapi itu melalui jalur mudah, west flank atau sisi barat
bukanlah tantangan yang sebenarnya dari gunung maut ini. sisi liar sebenarnya
dari gunung 3000 meter adalah bagian utaranya, atau yang lebih populer dengan
sebutan The North Face.
Siapakah yang berhasil mencapai
puncak Eiger dari sisi North Face untuk yang pertama kalinya, drama apa saja
yang terjadi dalam pristiwa yang menyertainya..?
Insya Allah di lain kesempatan
saya akan kembali menulis catatan yang akan membahas hal ini, khas dengan gaya
penulisan www.arcopodojournal.com.
Semoga sahabat bersedia
menunggunya…
Salam.
Artikel menarik lainnya :
- Kematian pemilik nama besar The North Face
- Pertarungan para pendaki gunung
- Everest, pertarungan Rob Hall dan John Krakauer
Deuter Helion 60
The really travelling pack
DISCOUNT UP TO 40%
Call and WA :081254355648 / BBM : 7FA908A3 / idline : Arcopodostore
Posting Komentar untuk "Perebutan tahta Eiger, dan kemenangan sejati Tenzing Norgay"