Bergaya sebelum mati, pendaki ini benar benar melakukannya
Mari lakukan dengan penuh gaya
“ Lain kali, jangan menindih
tubuhku dan menjadikan badanku sebagai alas ketika terjatuh John….”
Myer berbicara sambil tersenyum,
bahasanya terdengar serius, namun John tahu dia sedang bercanda
“.. I’m sorry, Myer, everythings
will be alright after this, we will save….”
“ No John, we don’t save..,kita
tidak akan selamat…”
Myer memandang berkeliling,
matanya menyipit dihembus angin beku di dinding pegunungan Eiger, sementara
angin kencang, dan badai masih saja mengamuk dengan ganasnya.
“… Kita tidak akan selamat John,,
tapi saya ingin mengatakan, adalah sebuah kehormatan bagi saya bisa mendaki
bersamamu.. engkau pendaki hebat…”
John menatap Myer dengan tatapan
tajam, ia menangkap seperti sebuah raut perpisahan di wajahnya.
“.. Don’t says something stupid Myer.., kita semua akan
selamat, kita juga akan berhasil membawa mayat Jean Paul ke bawah, sekarang kau
ke atas tebing, bantu Freytag untuk membelay tubuh Paul, aku akan memasang
pengaman di jalur turun kita…”
“.. No John, kita mungkin tidak
akan selamat, tapi kali ini kita akan melakukan pendakian dengan penuh gaya…”
Myer menutup kalimatnya dengan
menghantamkan kapak esnya ke permukaan permukaan dinding es yang membeku sisi
utara gunung yang telah menjadi ikon dunia pendakian gunung itu, John tidak sempat
menjawab lagi, suara crampon di sepatu Myer telah bergemeletak, menusuk dinding es
di depannya.
Jika sebelumnya John melihat Myer
mendaki dengan pelan dan penuh perhitungan, namun kali ini ia bergerak cepat
menuju tempat dimana Freytag berdiri ditengah terpaan badai dan angin gunung
yang berhembus kencang.
Artikel terkait : Rock star legendaris dunia panjat tebing yang tiada duanya
Jika sebelumnya juga, Myer mendaki
selalu dengan membungkukkan badan untuk membantu melawan gaya gravitasi yang
seolah ingin menarik tubuhnya ke dalam jurang menganga sedalam ratusan meter di
belakangnya, tapi kali ini Myer berdiri tegak, seolah sedang berjalan di medan
datar, ia menancapkan dan menarik cramponnya dengan cepat, gerakannya gesit,
cepat, dan lincah.
Myer benar benar menunjukkan gaya
yang hebat kali ini.
Namun John yang melihatnya di
belakang, memandang dengan takjub sekaligus khawatir..
Sedangkan Freytag yang berdiri di dinding tebing bagian atas, tidak dapat mendengar apa yang yang terjadi
di bawah, ia hanya melihat sosok Myer dengan jaket birunya bergerak mendaki ke
arahnya.
Sementara Myer terus melangkah
dengan cepat dan gesit, di tangannya Freytag masih mengenggam descender classic
yang digunakan untuk menahan beban berat tubuh Jean Paul yang telah terbungkus
kaku dalam kantong sleeping bag, sementara di bawah sana, terlihat John Hemlock
sudah bergerak menyamping memasang beberapa skrup es dan mengaitkan ke beberapa
tali miliknya…
Ditengah tipuan badai yang tak
kunjung reda, dalam tekanan situasi untuk segera dapat turun dari tebing cadas
eiger yang sudah terkenal keangkerannya, tanpa mereka semua sadari, sebuah skrup es di belakang Freytag berdiri,
tempat menyangkutnya seutas tali yang terhubung ke harness Myer, mulai bergerak
condong, dan semakin condong,, seakan ingin tercabut dari permukaan es yang mulai
pecah.
Tiba tiba Myer tergelincir,
crampon di sepatunya gagal menancap di permukaan es yang membeku..
Krek…krek..Krakk..!!
Skrup es tempat tali di pinggang
Myer tersangkut yang tadinya hanya bergerak condong sekarang tercabut total, tidak kuat menahan tarikan kuat dari berat badan Myer yang terjatuh dan merosot, dan
otomatis tubuh Myer tanpa pengaman meluncur dengan cepat ke bawah menuju jurang
menganga, Myer yang tidak siap sekaligus panik berusaha berkali kali
menancapkan kapas esnya ke dinding es tebing yang keras, namun sia-sia saja..
Hingga hanya teriakannya yang
terdengar begitu tubuhnya terus meluncur melewati John yang terkesiap, lalu
terjun ke jurang dalam yang dingin dan kemudian hilang.
***
Anda masih ingat adegan itu…?
Ya.. itu adalah adegan fase fase
akhir dalam film legendaris Eiger
Sanction yang dibintangi oleh Clint Easwood yang berperan sebagai John
Hemlock.
Eiger Sanction adalah film yang
bagus, sebuah drama pendakian klasik yang cukup membuat kita melayang membayangi
untuk bisa juga menjajal kemampuan di tebing fenomenal ini.
Namun selain cerita dan
settingnya di gunung Eiger yang memang keren, saya juga tertarik dengan kalimat
Myer sebelum ia tewas jatuh ke jurang menganga tersebut.
“… Kita mungkin memang akan mati
dalam pendakian ini, tapi kali ini kita akan melakukannya dengan penuh gaya….”
Menurut saya itu kata kata yang
kuat sekali, bisa diterjemahkan dalam konteks yang lebih luas.
Meskipun jika dalam film tersebut, kata “gaya” yang dimaksud oleh Myer adalah dengan mendaki cepat, lincah, percaya diri, membuang rasa takut, sekaligus juga mengendorkan kehati-hatiannya dalam melangkah, dan itu sungguh sungguh mengantarkannya pada kematian.
Meskipun jika dalam film tersebut, kata “gaya” yang dimaksud oleh Myer adalah dengan mendaki cepat, lincah, percaya diri, membuang rasa takut, sekaligus juga mengendorkan kehati-hatiannya dalam melangkah, dan itu sungguh sungguh mengantarkannya pada kematian.
Tapi saya tertarik untuk berbicara
tentang ide Myer ini, mengenai bergaya sebelum mati. Namun tentu kita harus
menempatkannya pada kapasitas yang sesuai, tidak asal setuju saja. Bahwa bergaya
sebelum mati, untuk kehidupan kita yang penuh tuntunan dan norma norma, baik
agama, adat, dan aturan. Dalam berbagai sendi kehidupan dan profesi, mungkin
bergaya sebelum mati dapat kita terjemahkan sebagai melakukan usaha terbaik,
upaya terhebat, kemampuan tercanggih, sebelum kita benar
benar kehilangan kesempatan untuk melakukannya lagi.
Baca juga : Makna dalam sebuah pendakian gunung
Hal ini sama pada dasarnya dengan
ide dan istilah “ Pukulan Pamungkas”, yang banyak kita temukan dalam cerita
silat dan film film kolosal Indonesia. Dimana biasanya si pemilik pukulan
tersebut akan mengeluarkan jurus terhebatnya, pukulan terbaiknya, justru ketika
ia sudah tidak lagi memiliki jurus atau pukulan yang lain, yang pada saat
tersebut ia benar benar kepepet dan berada di ujung tanduk, dan ajian atau
pukulan pamungkas pun di keluarkan untuk memutar balikkan keadaan.
Tidak semua pukulan pamungkas
berhasil, beberapa diantaranya malah mempercepat kematian sang pemilik pukulan
itu sendiri. Namun, inilah yang patut dibanggakan, ia menemui kematiannya
ketika sudah melakukan semua upaya total untuk mencegah hal itu terjadi, jadi
tidak ada sesal lagi, karena ia sudah melakukan semua yang bisa ia perbuat,
bahkan dengan usaha yang terbaik dan
terhebat.
Kita perlu banyak belajar
dari hal ini
Kita tahu, berapa banyak orang
saat ini yang cenderung gampang menyerah ketika dihadang sedikit saja halangan,
berapa banyak orang yang langsung menciut ketika merasa ia sudah tidak mampu
lagi, berapa banyak orang yang membatasi dirinya sendiri karena melihat
waktunya segera akan berakhir..?
Padahal mungkin saja masih banyak
hal bisa ia lakukan, atau mungkin bahkan ia sendiri belum mengeluarkan
kemampuan terbaiknya.
Umpamanya dalam dunia usaha dan
bisnis, usaha boleh gagal, upaya boleh merugi, modal boleh saja merosot bahkan
habis, dan kegagalan boleh saja terjadi berkali kali. Tetapi menyerah, itu
urusan lain.
Tidak ada kata menyerah, lakukan
selalu upaya terbaik, terhebat, dan terikhlas. Selalu keluarkan jurus pamungkas
jika kita gagal dalam melakukan suatu hal. Kita kan tidak tahu, jurus pamungkas
kita yang mana yang akan berhasil dan mengubah keadaan. Dam jangan pula
membatasi arti jurus pamungkas hanya sebagai upaya terakhir, namun ada baiknya
untuk mengartikannya sebagai upaya terbaik yang bisa dilakukan pada saat moment
tersebut berlangsung.
Lihat artikel ini : Pesan terakhir dari bintang 127 jam
Begaya sebelum mati seperti yang
Myer ucapkan adalah sesuatu yang keren, mempersempahkan usaha terbaik sebelum
kita tidak memiliki kesempatan lagi.
Pada tingkatan lebih lanjut dapat pula hal ini kita terjemahkan untuk senantiasa termotivasi melakukan amal kebaikan yang terbaik, yang terhebat untuk bisa kita berikan, sebelum kita sungguh sungguh mati, atau tidak lagi memiliki kesempatan melakukannya.
Pada tingkatan lebih lanjut dapat pula hal ini kita terjemahkan untuk senantiasa termotivasi melakukan amal kebaikan yang terbaik, yang terhebat untuk bisa kita berikan, sebelum kita sungguh sungguh mati, atau tidak lagi memiliki kesempatan melakukannya.
Jadi apapun profesi kita saat
ini, jika menghadapi sebuah tantangan dan rintangan. Maka mari kita bangun,
kita lakukan upaya terbaik, kita persembahkan usaha yang paling sempurna untuk
bisa kita berikan, dan berharap ini adalah upaya terakhir yang akan mampu
membalikkan situasi dan keadaan.
Selamat berjuang, selamat
melakukan upaya yang terbaik, dan seperti kata Myer, mari kita melakukannya
dengan penuh gaya…
Salam
Please share and coment if you
like this article
Recommended to read : Rahasia kesuksesan salah satu orang terkayadi Indonesia
Posting Komentar untuk "Bergaya sebelum mati, pendaki ini benar benar melakukannya"