Biasanya pada tulisan sebelumnya,
kita banyak ngobrol tentang pendakian gunung, mountaineering, hiking, trekking,
rock climbing, dan sejenisnya, yang notabene semua kagiatan tersebut dilakukan
di ketinggian gunung atau tebing. Namun kali ini, kita akan mengobrol tentang
petualangan yang juga tidak kalah extremnya, bahkan bisa saja lebih beresiko
daripada mendaki gunung bagi sebagian orang.
Perbedaannya, jika hiking dan
mountaineering dilakukan di antara gigir-gigir bebatuan menjulang yang
berbahaya, dengan tantangan badai, cuaca, suhu dingin yang ekstem, longsoran
salju, dan terjatuh. Maka jenis petualangan yang satu ini dilakukan di dalam
perut bumi yang gelap, pekat, pengap, dan tekanan udara yang akan membuat pecah
pembuluh darah.
Ya, kita akan berbicara tentang
caving kali ini. Tepatnya caving yang dipertontonkan dalam film penjelajahan
goa paling keren yang pernah dibuat, Sanctum. Meskipun bukan film bertahan hidup terbaru, Sanctum tetap adalah film caving yang sangat keren hingga sekarang.
Sanctum adalah sebuah film yang mengisahkan ekspedisi penjelajahan
goa Esa’ala Cave di Papua Nugini, goa
yang dijelajahi ini termasuk goa underwater, yang pada proses ekplorasinya
tidak hanya membutuhkan perlengkapan caving standar, namun juga mengharuskan
para penjelajahnya juga memiliki peralatan dan kemampuan diving, alias
menyelam.
Esa’ala Cave adalah sebuah liang goa besar, yang menurut prediksi
dan perkiraan para ekplorer mempunyai sebuah jalur yang tembus hingga ke laut,
namun hingga beberapa kali ekplorasi jalur tersebut belum ditemukan.
Dan inilah
tujuan salah ekspedisi yang diceritakan dalam film ini Sanctum ini, untuk menemukan jalur yang benar menuju samudra,
di antara banyaknya labirin gua yang dengan mudah dapat mengecoh banyak cavers.
Tewasnya Jude
Setelah beberapa minggu dalam
project penjelajahan dan ekplorasi, tim berhasil mebangun sebuah basecamp di
titik terendah gua. Basecamp inilah tempat terakhir yang tidak tergenang oleh
air. Untuk selanjutnya, semua ekplorasi harus dilakukan dengan caving underwater.
Komandan dari ekplorasi adalah Frank Mcguire, seorang master caver dan
diver yang handal. Frank memiki seorang anak lelaki bernama Joshua yang juga ikut dalam ekspedisi
ini. Dan orang yang berperan sebagai tokoh di belakang layar yang membiayai
semua ekspedisi adalah Carl Hurley. Carl juga seorang petualang, dan pada suatu ketika ia mengajaknya pacarnya, Victoria Elaine yang juga pecandu
adrenaline untuk ikut merasakan sensasi menjelajah Esa’ala Cave yang sedang
diekplorasi oleh Frank dan timnya.
Pada awalnya proses ekplorasi ini
berjalan lancar, namun mimpi buruk mulai menyapa, saat Jude, salah satu caver
underwater perempuan berpengalaman yang menjadi partner Frank dalam penjelajahan tewas. Jude tewas setelah
ia panik tatkala hose pengubung tabung oksigen dan masker selamnya tersangkut
bebatuan, dan kemudian bocor. Dan tragedi ini terjadi dihari saat Carl dan Victoria ikut meninjau lokasi ekplorasi.
Frank Macguire dan Joshua, ayah dan anak yang menjadi tokoh utama film petualangan dan survival Sanctum.
www.Illionistimes.com
Sosok yang paling terpukul dan
tidak dapat menerima dengan kematian Jude
adalah Joshua, ia tampaknya
sangat menyalahkan sang ayah, Frank,
atas kematian dan musibah yang menimpa Jude.
Memang, karena proses penyelaman
dan ekplorasi ini juga disponsori oleh National Geographic yang juga merupakan sebuah lembaga besar dalam
dunia penjelajahan dan riset. Dalam setiap perjalanan penyelaman, Frank dan timnya selalu dibekali dengan
sebuah kamera video yang merekam semua yang mereka temui dan hadapi dalam
penjelajahan tersebut. Dan karena itu pula, detik-detik ketika Jude tewas juga ditayangkan secara
realtime ke layar monitor di basecamp.
Joshua melihat kematian Jude melalui layar monitor basecamp,
sebagai sebuah kesalahan ayahnya. Hingga tampaknya ia begitu terpukul dan
menyalahkan Frank.
Badai dan mimpi buruk
Di tengah kedukaan mendalam
karena kematian Jude, tiba tiba George,
basecamp officer yang selama film berlangsung memakai kaos Ramones, merasa ada hal yang tidak beres telah terjadi. Dan benar
saja, ternyata badai tengah berlangsung di atas sana, hujan turun dengan
derasnya, sehingga mau tidak mau proses ekplorasi terpaksa dihentikan, dan
semua anggota tim, dan juga peralatan harus di evakuasi.
Proses evakuasi berubah menjadi
mimpi buruk tatkala pintu masuk menuju ruang utama base, tertutup oleh sebuah
batu besar yang terseret arus air yang luar biasa deras.
Dan dimulailah semua mimpi buruk
dan inti cerita dalam film ini yang sesungguhnya, bagaimana dari ke-enam orang
yang terjebak dalam goa, hanya satu orang yang berhasil keluar dengan selamat,
sekaligus secara tidak sengaja memecahkan rahasia labirin dan menemukan jalur
menuju laut.
Base camp di mana Frank memimpin timnya mengeksplorasi goa Esa'ala dalam film survival dan caving Sanctum.
image: www.aceshowbiz.com
Selain diliputi dengan nuansa
petualangan yang menegangkan, Sanctum juga dibumbui dengan konflik antara Carl dan Frank, yang juga menambah buruk keadaan.
Di mana diceritakan, Carl berubah menjadi sangat dendam dan
benci pada Frank, ketika Victoria tewas terjatuh ke dalam sebuah
celah goa yang dalam dengan air gemuruh yang kemudian menelannya, Frank
menyikapi hal tersebut dengan sikap yang rasional dan tampaknya tidak
menunjukkan kesedihan.
Anda harus menyaksikan film ini
secara langsung untuk dapat mengerti betapa menegangkan situasi di dalamnya.
Syuting di Australia
Meskipun film ini bercerita
tentang goa Esa’ala Cave di Papua Nugini, namun hampir keseluruhan
adegan film Sanctum diambil di Australia, tepatnya di daerah Queensland, dan ada beberapa bagian yang
juga diambil di Cave of Swallow Mexico.
Dan keseluruhan adegan underwater
film ini diambil dalam sebuah kolam besar di Village Roadshows studios di Queensland, salah satu tempat juga
yang merupakan goa asli dalam proses pengambilan gambar adalah goa di daerah Mount Gambier, wilayah selatan
Australia.
Salah satu real athlete dalam
film Sanctum adalah si stunt woman Agnes
Milowska, salah satu peran
hebatnya ketika ia memainkan karakter Jude
yang panik, dan tewas tenggelam pada proses penyelaman.
Inilah Adventure yang Sebenarnya
Ketika menyaksikan film Sanctum ini, saya selalu mengingat
sebuah adegan yang begitu kuat terbayang. Sebuah adegan ketika Joshua belum dapat menerima kenyataan
saat seorang rekannya sekarat sewaktu terhempas batu karena aliran air yang
kencang menutup pintu goa menuju jalan keluar. Tak ada yang dilakukan untuk
membantu sang teman ini, satu-satunya cara yang dapat dilakukan adalah membantu
mempercepat kematiannya, supaya Ia tidak terlampau lama mengalami penderitaan.
Dan untuk para underwater caver professional, mungkin
cara mati paling ideal dalam dunia yang mereka geluti adalah dengan meminta
bantuan seseorang membenamkan tubuhnya ke dalam air, sehingga kematian bisa
dipercepat.
Menghadapi situasi seperti ini, Joshua, Victoria, dan juga Carl sempat panik dan tidak tahu apa
yang harus dilakukan. Perdebatan sengit terjadi dalam situasi yang menegangkan
itu. Josh dan Victoria tidak dapat menerima jika sang teman harus dipercepat
kematiannya dan 'dibunuh' dengan cara seperti
itu. Dan pada saat itulah Frank mengucapkan
beberapa kata berikut:
“Kalian tidak tahu apa yang terjadi, kalian tidak akan memberi saya
pilihan, katakan apa saran kalian? Tidak ada kan? kalian menggambarkan diri
kalian sebagai penghuni dunia tantangan, sebagai orang orang hebat penuh
petualangan, maka inilah dia tantangan itu, inilah petualangan!”
Perjuangan untuk bertahan hidup
ditengah ketidak pastian dan peluang yang sangat kecil, membuat film survival Sanctum ini benar-benar bagus dan layak untuk ditonton. Ada banyak pelajaran di dalamnya, jika anda
belum sempat menyaksikan, tidak ada salahnya untuk menyempatkan waktu menonton
film ini.
Kunjungi IG: arcopodostore untuk mendapatkan buku-buku bacaan petualangan paling keren di Indonesia.
No comments:
Post a comment